Renungan Khotbah, Minggu 17 Mei 2020

“Berdoa Mengucap Syukur Kepada Allah”

1 Tawarikh 17:16-27
Doa syukur Daud

17:16 Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: “Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?
17:17 Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Allah; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya TUHAN Allah.
17:18 Apakah lagi yang dapat ditambahkan Daud kepada-Mu dalam hal Engkau memuliakan hamba-Mu ini? Bukankah Engkau yang mengenal hamba-Mu ini?
17:19 Ya TUHAN, oleh karena hamba-Mu ini dan menurut hati-Mu Engkau telah melakukan segala perkara yang besar ini dengan memberitahukan segala perkara yang besar itu.
17:20 Ya TUHAN, tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.
17:21 Dan bangsa manakah di bumi seperti umat-Mu Israel, yang Allahnya pergi membebaskannya menjadi umat-Nya, untuk mendapat nama bagi-Mu dengan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dari depan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dari Mesir?
17:22 Engkau telah membuat umat-Mu Israel menjadi umat-Mu untuk selama-lamanya dan Engkau, ya TUHAN, menjadi Allah mereka.
17:23 Dan sekarang, ya TUHAN, diteguhkanlah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.
17:24 Maka nama-Mu akan menjadi teguh dan besar untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata: TUHAN semesta alam, Allah Israel adalah Allah bagi orang Israel; maka keluarga hamba-Mu Daud akan tetap kokoh di hadapan-Mu.
17:25 Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.
17:26 Oleh sebab itu, ya TUHAN, Engkaulah Allah dan telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.
17:27 Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya.”

Dalam kehidupan sebagai orang percaya, doa seharusnya menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan setiap saat, baik dalam mengucap syukur, memohon dan menggumuli sesuatu masalah maupun memohon tuntunan Tuhan dalam kerja dan pengabdian kita, sebab doa adalah jantung dan nafas hidup orang percaya. Di masa kini ada orang yang kadangkala melupakan atau mengabaikan pentingnya doa, hanya karena mengejar karir dan pekerjaannya. Untuk harga diri, banyak memicu manusia untuk berlomba-lomba demi gengsi dan harga diri, dapat membuat orang lebih mengandalkan kemampuan dan keahliannya. Tanpa disadari bahwa Tuhanlah sebagai sumber karunia dan berkat dalam hidup kita.

“Dan sekarang, ya Tuhan, diteguhkanlah untuk selama-lamanya janji yang Kau ucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.” 1 Tawarikh 17:23. Daud tahu bahwa Tuhan yang ia sembah adalah Tuhan yang memberkati keluarga. Bahkan mujizat pertama yang dilakukan Yesus saat Yesus hidup di dunia adalah mujizat di tengah sebuah keluarga yang mengadakan pesta perkawinan. Oleh karena itu, Daud memberanikan diri berdoa buat keluarga di hadapan Tuhan. “Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.” (ayt 25).

a. Bertemu dengan Tuhan. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” Ayub 42:5. Dalam kehidupan ini, saat kita memercayakan hidup kepada Tuhan kita tidak hanya mendengar dari kata orang tetapi kita akan melihat dan merasakan serta menikmati kebaikan Tuhan.

b. Terbebas dari setiap belenggu. Sekarang, Aku akan mematahkan gandarnya yang memberati engkau, dan akan memutuskan belenggu-belenggu yang mengikat engkau.” Nahum 1:13. Saat kita berdoa maka Tuhan akan melepas setiap belenggu yang mengikat sehingga kita menjadi orang-orang merdeka di hadapan Tuhan. Kuasa Tuhanlah yang akan memutuskan belenggubelenggu yang mengikat hidup dari jeratan iblis dan dosa.

c. Berlutut kepada Tuhan. “Sebab Engkau, ya Allahku, telah menyatakan kepada hamba-Mu ini, bahwa Engkau akan membangun keturunan baginya. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah memberanikan diri untuk memanjatkan doa ke hadapan-Mu.” (ay:25. Berdoa, (Barakh) berlutut di hadapan Tuhan. Saat kita berlutut mendidik kita untuk merendahkan diri, (pasrah), maka berkat itu akan turun di tengah-tengah hidup kita.

Hidup dekat kepada Tuhan harus menjadi landasan utama bagi setiap orang percaya, dan menempatkan Yesus sebagai pemimpin yang sesungguhnya di dalam keluarga, dalam menjalankan aturan-aturan hidup, dan menjalankan aktifitas sehari-hari. Dalam keluarga orang tua menjadi teladan, tetap membawa seisi rumah percaya dan hidup dalam kebenaran, saling mengasihi satu dengan yang lainnya, niscaya suasana surga ada dalam rumah tangga kita. Renungan: Doa yang disampaikan kepada Tuhan, merupakan cerminan seberapa besar kita akan menyenangkan hati Tuhan melalui manisnya kehidupan yang dimulai dari keluarga kita. Hentikan segala perkara yang membuat kebenaran tercoreng, hiduplah dalam perdamaian yaitu hidup dalam kasih Tuhan.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 17 Mei 2020