“Bersoraklah Memuliakan Tuhan”
1 Tawarikh 16: 31 – 36
16:31 Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah orang berkata di antara bangsa-bangsa: “TUHAN itu Raja!”
16:32 Biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya,
16:33 maka pohon-pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
16:34 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
16:35 Dan katakanlah: “Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu.”
16:36 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Maka seluruh umat mengatakan: “Amin! Pujilah TUHAN!”
Apakah engkau pernah kehilangan sukacita? Apakah engkau pernah kehilangan arah?
Pernahkah engkau mencari penyebabnya? Lalu apakah engkau masih sanggup bersorak-sorai? Orang yang berjubilate adalah orang yang bersorak-sorai karena hidupnya telah dibebaskan, telah diselamatkan. Beban beratnya telah berakhir, peperangan telah usai.
Apakah yang menyebabkan raja Daud dan bangsa Israel bersorak-sorai Khotbah hari ini menjelaskan bahwa ketika tabut perjanjian kembali dibawa ke Israel jiwa mereka penuh dengan sukacita. Tabut perjanjian yang merupakan simbol kehadiran Allah yang dibuat pada zaman Musa. Tabut itu berisi dua loh batu hukum taurat, satu buli-buli emas berisi Manna, tongkat Harun yang pernah bertunas. Adakah kita menemukan sesuatu yang unik dan menarik dari isi pujipujian tersebut? Ternyata bukan hanya manusia yang memuji-muji Allah atas segala karya-Nya tetapi alam semesta juga ikut serta dalam sebuah paduan suara raksasa memuliakan Sang Pencipta. “Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorak, biarlah orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja!” Biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, pohon-pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.” (ay.31-33). Selain itu, puji-pujian tersebut berisi pernyataan, pengakuan bahwa Tuhan adalah Raja. Tuhan itu baik. Juga permohonan keselamatan (ay.34-36).
Seakan kita sedang menyaksikan sebuah paduan suara kolosal kerjasama antara manusia dan alam semesta yang menghasilkan suara yang indah dan merdu. Barangkali keindahan dan kemerduannya menginspirasi para komponis klasik seperti Ludwig van Beethoven, Wolfgang Amadeus Mozart, Johann Sebastian Bach, Joseph Haydn serta para komponis-komponis lainnya yang berkarya. Puji-pujian Daud menyentakkan kita yang sering kali memandang sebelah mata terhadap lingkungan hidup. Alam dieksploitasi demi mengejar pertumbuhan ekonomi. Gaya hidup yang materialistis, komsumtif, dan hedonis serta menjadikan diri sebagai raja-raja kecil yang berdampak pada rontoknya keseimbangan semesta dan akhirnya tidak ada lagi sukacita karena oleh perbuatan tangan manusia banyak melahirkan air mata.
Sekalipun Daud seorang raja, namun dia tetap merendahkan hatinya di hadapan Allah. Sekalipun dia memiliki banyak harta, punya kuasa namun hidupnya baru merasakan ketenangan ketika tabut perjanjian tiba di Yerusalem. Ketika Allah hadir di tengah-tengah hidupnya dan umat Israel yang dipimpinnya, di saat itulah dia bersorak-sorai, karena kuasa kemenangan Allah terus dinyatakan kepada semua bangsa-bangsa. Kini, aku hendak menyapa hatiku, “Hai hatiku, apakah yang membuatmu bersorak-sorai? Apakah pesona dunia yang membuatku bersorak-sorai? Atau, apakah persoalan hidup telah merenggut Jubilateku?” Kristus telah bangkit, kuasa dosa dan kematian telah dikalahkan. Mengapa kita tetap hidup dalam kesedihan, dalam kekalahan? Saudara, mari bangkit bersoraklah, serahkan beban dan kekawatiranmu sebab Dia yang memelihara kita. Dengan demikian, Jubilate yang telah hilang, akan tumbuh kembali.
Renungan: Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
(Pdt. Maslon Ginting)
Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 03 Mei 2020