Kerinduan kepada Allah
Mazmur 42: 1 – 6
Kerinduan kepada Allah
42:1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah.
42:2 Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
42:3 Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
42:4 Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: “Di mana Allahmu?”
42:5 Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
42:6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Hidup tidak selamanya menyenangkan, justru lebih banyak menghadapi tekanan dan tantangan sehingga tidak jarang orang selalu saja mencari pertolongan. Masalahnya adalah disaat-saat kita membutuhkan pertolongan seakan-akan semuanya seperti diam dan membisu. Kita merasa sendirian dan merasakan bahwa semuanya tidak lagi peduli termasuk Allah juga begitu jauh, saat kita membutuhkan pertolongan-Nya. Kita menjadi frustasi, menjadi putus asa, bahkan bisa kehilangan pengharapan, sebab apa yang kita hadapi sepertinya terus saja bertambah berat tanpa ada jalan keluar. Ternyata sehebat apapun manusia dimuka bumi ini, namun karena keterbatasan dan kekuarangannya, ia harus mengandalkan kekuatan Tuhan.
Melalui Masmur 42 ini, digambarkan bahwa pemazmur dan orang-orang Israel zaman itu banyak mengalami masa pahit saat mereka berada dalam pembuangan di Babel. Dalam keadaan sebagai bangsa tawanan Kerajaan Babel, mereka hanya bisa menikmati perlakuan hidup yang tidak manusiawi, kerja paksa, makian, dan cemoohan, menjadi bagian hidup mereka. Hal inilah yang menyebabkan pemazmur mengalami tekanan yang luar biasa. Sehingga dalam keadaan seperti itu pemazmur merindukan bertemu dengan Tuhan. Ia bersaksi: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah” (ayat 2). Gambarkan seekor rusa yang mengembara di bukit-bukit yang rumputnya terbakar matahari musim kemarau sungai-sungai yang sudah kehabisan air dengan merindukan sungai yang masih berair, yakni sungai yang airnya hanya mengalir pada musimnya, agar ia dapat minum dan menyambung hidupnya. Sama halnya rusa yang haus akan air demikianlah pemazmur yang haus kepada Allah. Walaupun doanya belum terjawab, dan keadaannya belumlah berubah, tetapi pemazmur sekarang memiliki iman bahwa Allah hadir sama ketika ia masih di Yerusalem. Karena itulah ia berkata di ayat kemudian: “Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku” (ayat 6b). Pemazmur percaya akan pertolongan Tuhan sehingga hal inilah yang menyebabkan dia bersukaria dan bersyukur karena Allah telah bertindak untuk melepaskannya, menjawabnya dan menyelamatkannya. Bersyukur berarti mengaku percaya dan mewartakan kasih setia Allah kepada orang lain agar merekapun turut bersukacita dan percaya kepada Tuhan.
Mengapa terkadang kita merasa bahwa Tuhan tidak hadir dalam setiap pergumulan kita? Karena kepekaan kita akan kebergantungan kepada Tuhan sejujurnya telah hilang oleh karena masalah yang kita hadapi. Kita terlalu fokus dengan masalah dan pergumulan kita sehingga kita kehilangan kendali dan kita merasa Allah begitu jauh. Padahal kitalah yang telah melangkah jauh dari pada jalan-Nya. Situasi yang kini kita hadapi bersama, dan terus berharap agar Covid 19 segera akan berakhir, jangan pernah menyerah tapi tetap setia untuk berserah. Melalui mazmur ini, biarlah kita kembali mengingat akan kebesaran tangan Tuhan yang selalu siap menolong dan menuntun kita. Kuasa-Nya yang senantiasa melimpah didalam kehidupan kita. Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 59:1 “Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;”.
Renungan: Ketika kita mempercayakan hidup kita sungguh-sungguh di dalam firman Tuhan, Allah sumber perlindungan itu akan memberikan kemenangan dan sukacita bagi kita.
(Pdt. Maslon Ginting).
Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 19 April 2020