Renungan Khotbah 8 Maret 2020

Kasih Setia Allah

Roma 5:1-11

Hasil pembenaran

5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. 
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. 
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. 
5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 
5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar–tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati–. 
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. 
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. 
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! 
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Percaya dan beriman adalah orang yang sudah mengalami pembenaran di hadapan Allah. Pembenaran ini merupakan hasil dari iman kepada Yesus Kristus, yang telah rela mati di kayu salib dan telah dibangkitkan  dari antara orang mati, dan seharusnya dapat memberi tiga dampak utama, yaitu mengalami hubungan yang sehat dengan Tuhan, menerima kasih karunia, dan bersukacita dalam pengharapan. Sebab harus kita sadari akibat dari dosa:

  1. Manusia menjadi terlantar karena putus hubungannya dengan Tuhan.
  2. Mengalami kengsaraan dan kepahitan hidup.
  3. Manusia akan menerima murka Tuhan, yaitu maut yang ujungnya adalah neraka.

Paulus sangat menekankan bahwa karena kasih Allah itulah yang menyelamatkan dalam Yesus Kristus. Sehingga manusia diperdamaikan dengan Allah, yang dibenarkan oleh imannya. Hasil pembenaran itu adalah cinta kasih Allah kepada adalah merupakan jaminan keselamatan yang kekal.  Hidup dalam iman bukan berarti hidup tanpa persoalan, masallah justru akan banyak menghadapi penderitaan oleh karena kebenaran. Namun iman mengubah kesengsaraan menjadi ketekunan, dan ketekunan menjadi tahan uji dan tahan uji menjadi pengharapan. Dalam PL kesengsaraan merupakan hukuman Tuhan atas ketidaksetiaan, Kitab Masmur, kesengsaraan adalah tanda hidup orang benar, sastra Yahudi: kesengsaraan adalah hukuman atas pelanggaran, dorongan agar bertobat, penambahan amal, berisikan tebusan dosa. Oleh iman, penderitaan bukanlah hukuman, apalagi dosa, tetapi membangun kita hidup dalam alam kemerdekaan dan sukacita. Allah selalu menganugerahkan kasih karunia kepada manusia di dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, kehidupan kristen ditandai dengan bermegah. Bermegah berarti bergembira, menaruh kepercayaan penuh atau total dan memuji-atau bersyukur. Sehingga orang beriman atau orang percaya juga harus tetap mampu menunjukkan jati dirinya kepada dunia bahwa kita tidak pernah tunduk, kalah bila berhadapan dengan kesengsaraan atau penderitaan. Karena sudah dibenarkan dalam iman dan didamaikan dengan Allah, maka kita akan mendapatkan kepastian bahwa kesengsaraan  atau penderitaan bukan murka Allah tetapi suatu ujian untuk memperoleh keselamatan. Siapa yang bertahan hingga akhirnya akan selamat. Sama halnya seperti emas yang diuji dalam api sehingga akan nyata kemurnian dan keasliannya. Demikian jugalah orangorang beriman ketika berhadapan dengan ujian dalam penderitaan selalu menjadi kuat dan bertumbuh.

           Kasih karunia yang berlimpah-limpah yang kita terima di dalam Kristus Yesus itu juga membuat kita bisa meyakini adanya pengharapan akan masa depan daripada apa yang kita alami saat menikmati dosa dan hukum-hukum dunia ini. Pengharapan inilah yang membuat kita selalu bertekun dan tahan uji dalam menghadapi segala macam penderitaan yang menimpa kehidupan kita  Renungan: Jangan berbuat seperti Yudas yang telah membeli kematiannya, membeli tiketnya ke neraka: demi 30 keping perak, maka ia menjual gurunya. Uang itulah yang membinasakan dia. Jalanilah dan berjuanglah apa yang Tuhan kehendaki dan jangan berkeluh kesah.  Sebab usaha manusia tidak pernah mampu membuat surga tertarik dan tidak pernah kemampuannya bisa membenarkan dirinya dihadapan Tuhan dan di hadapan saudaranya, sejak dahulu, sekarang dan sampai selamanya. Manisnya hidup tidak tergantung dari banyaknya kebahagiaan, namun seberapa bersyukurnya kita akan segala hal yang terjadi dan datang dalam hidup kita. ( Pdt. Maslon Ginting)