Khotbah Minggu 09 Februari 2020

“Kebahagiaan Orang-Orang Benar” Mazmur 112:1-10

Bahagia orang benar
(112:1) Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
(112:2) Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.
(112:3) Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.
(112:4) Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.
(112:5) Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.
(112:6) Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya.
(112:7) Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.
(112:8) Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.
(112:9) Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
(112:10) Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati, ia menggertakkan giginya, lalu hancur; keinginan orang fasik akan menuju kebinasaan.

Seorang laki-laki pergi menemui seorang dokter penyakit jiwa. Ia berkata, “Dokter, saya kesepian, putus asa dan susah. Dapatkah dokter menolong saya?” Dokter itu menganjurkan dia pergi ke tempat pertunjukkan sirkus. Katanya di sana ada seorang pelawak terkenal yang dapat membuat orang yang paling susah hatinya tertawa ria. Pasien itu menjawab, “sayalah pelawak itu.” Maka dokterpun bingung. Saudara, dunia penuh dengan segalanya namun kenyataannya tetap tidak bisa memberikan kebahagiaan sejati, dan kenyataannya:
• Makin banyak pengetahuan yang kita peroleh, makin sedikit hikmat yang kita miliki.
• Makin besar jaminan ekonomi yang kita capai, makin besar kebosanan yang kita rasakan.
• Makin banyak kesenangan dunia yang dinikmati, makin tidak puas hati akan kehidupan.

Pemazmur menulis bahwa orang yang bahagia adalah “orang yang takut akan Tuhan”, dalam arti “menghormati Tuhan, memberi prioritas kepada-Nya dan sangat suka perintah-perintah- Nya” Taurat Tuhan berbicara tentang firman Tuhan yang tertulis. Jadi, setiap orang benar, salah satu cirinya adalah suka membaca dan merenungkan Alkitab. Sudahkah kita memiliki kesukaan akan hal ini? Ada tiga hal berkat bagi yang suka akan Firman Tuhan dan takut akan Tuhan:
1. Anak cucunya diberkati baik jasmani dan rohani [Maz. 112:2-3] Ada janji Tuhan bagi orang yang melakukan Firman Tuhan dalam hidupnya.
2. Kemujuran dalam pribadi mereka [Maz. 112:4-5] Ada jaminan di balik kegelapan, suatu sinar akan terbit. Kemujuran berkembang sehingga menjadi berkat. [Kej. 12:2-3]. Bagi kita tidak ada istilah hari sial, celaka dan sebagainya. Di manapun kita berada, kita hadir sebagai berkat. Dalam gelap ada terang dan mujur, tidak ada sial.
3. Tidak goyah menghadapi tantangan [Maz. 112:7-9]
Di dunia ini tidak ada suatu posisi yang membuat kita aman, kecuali hidup dalam Tuhan. Ia membagi-bagikan dan mempunyai pelayanan diakonia. Walau tidak disuruh memberi, ia memberi dengan sukacita, demikianlah keadaan orang yang berkelimpahan. Kitapun harus demikian, jangan kikir, tetapi siaplah membantu orang yang layak atau perlu dibantu. Ciri khas orang fasik adalah selalu sakit hati. Tukang ramal yang selalu meleset, menggertakkan gigi, akan binasa [Maz. 112:10].

Tuhan mengenal jalan orang benar, jalannya adalah jalan yang penuh bahagia. Rumah tangga orang benar diberkati, anak-anak orang benar diberkati, usaha dan pekerjaan orang benar diberkati, seluruh hidup orang benar diberkati Tuhan. Dalam Kej 1 dan 2 menyatakan, manusia diciptakan begitu sempurna dan hidup penuh dengan kebahagiaan, namun sayang manusia memilih untuk melawan Allah yang pada akhirnya mereka telah berdosa dan hidup dalam penderitaan. Namun masih ada janji Allah yang pasti untuk kita supaya tetap memiliki kebahagiaan walaupun hidup di dunia penuh dengan penderitaan. Renungan: Yer 17:7-8: Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Manusia diuji untuk bertindak dan menyaksikan imannya bukan hanya dalam kata tapi perbuatan nyata.
(Pdt. Maslon Ginting)

Selamat hari Minggu.
Tuhan Yesus Memberkati