Khotbah Minggu 7 April 2019

Melakukan Perbuatan-Perbuatan Baik

Kisah Para Rasul 9:36-43

9:36 Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita–dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.

9:37 Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.

9:38 Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: “Segeralah datang ke tempat kami.”

9:39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.

9:40 Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.

9:41 Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.

9:42 Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.

9:43 Kemudian dari pada itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.

 

King James I dari Inggris adalah seorang raja cerdas dan  mempunyai kemampuan yang  hebat. Bahasa Ibrani, Yunani, Aram dan Latin dikuasainya dengan baik.  Kemampuannya dia gunakan untuk melayani Tuhan dengan menerjemahkan Alkitab dari bahasa aslinya ke dalam bahasa Inggris. Karyanya dicetak secara resmi di kerajaan Inggris pada tahun 1611 dan dapat diterima oleh banyak kalangan seperti Protestan, Katolik dan Anglikan.  Sampai hari ini, Alkitab King James version  menjadi acuan dalam menerjemahkan Alkitab ke dalam berbagai bahasa di dunia. Kemampuan yang dimilikinya tetap diasah dan bergerak menuju pada tingkatan yang lebih tinggi. Demikian juga kita,untuk mengalami janji Tuhan, kemampuan yang ada harus terus menerus mengalami suatu terobosan dan pembaharuan.

Kisah King James I, mengingatkan kita akan kisah seorang perempuan bernama Tabita atau Dorkas yang tercatat di Kisah Rasul 9 : 36-43. Dorkas sesungguhnya bukan pribadi yang menonjol  karena tidak memiliki segudang prestasi,  tidak memiliki  kemampuan  spektakuler  sehingga dikagumi banyak orang. Ia bukan keturunan  raja.  Tetapi yang jelas, ia seorang perempuan, murid Kristus yang banyak berbuat baik dan memberi  sedekah.  Ia hanya menggunakan jarum dan benang yang lekat dengan kesehariannya untuk membuat baju dan pakaian.  Hasil karyanya dibagikan kepada para janda yang membutuhkan pertolongannya.  Bisa jadi, kemampuan menjahit Dorkas adalah satu-satunya talenta yang dimilikinya, namun ia tahu menggunakan talenta yang diberikan Tuhan  itu untuk menjadi berkat bagi sesama. Karena itu, karyanya berharga di mata Allah. Dorkas memilih untuk melakukan sesuatu dengan apa yang dimiliki meskipun sesuatu itu adalah hal sederhana dan tampak sepele di mata orang lain.  Baik King James I maupun Dorkas,  tahu menggunakan talenta yang dimiliki untuk Tuhan. Dorkas juga bukan Petrus  yang sanggup berkhotbah dengan kata-kata di depan banyak orang, tetapi kita melihat, Dorkas sudah berkhotbah melalui tindakan nyata dengan berbuat baik dan bersedekah untuk mengalirkan kasih Tuhan kepada orang lain.  Dorkas sadar bahwa Tuhan tidak menuntut dari apa yang kita tidak punya, tetapi menuntut dari apa yang ada pada kita.

Jika kita tidak melakukan sesuatu, maka sesuatu itu tidak akan pernah terjadi, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati. Kita tidak bisa meminta sesuatu tanpa membayar harga, sebab kita akan menerima sesuai dengan  harga yang kita bayarkan. Contoh:  Jika kita membayar seharga mobil Kijang, kita akan mendapatkan mobil Kijang. Untuk meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, kita harus berusaha sungguh-sungguh agar panggilan serta pilihan kita makin kuat dan teguh. Renungan: Bagaimana dengan kita? Tuhan sudah memberikan kepada kita talenta dan kemampuan. Sudahkah kita gunakan untuk menjadi berkat bagi sesama? Ataukah kita lebih menitikberatkan pada kelemahan yang ada sehingga kita malu untuk berbuat sesuatu.  Biarlah melalui Dorkas, kita diberi keberanian untuk melayani Tuhan dengan apa yang ada pada kita. Walaupun mungkin sesuatu yang  sangat sederhana asalkan dilakukan dengan ketulusan, hal itu akan berharga bagi Allah dan sesama. Muliakan Tuhan dengan perbuatan baik dalam hidupmu.

(Pdt. Maslon Ginting).