“Berjalan di Jalan yang Benar”
Amsal 4:18-27
4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
4:19 Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.
4:20 Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
4:21 janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
4:22 Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
4:24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
4:25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
4:26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
4:27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
Salah satu kunci untuk mendapatkan hidup yang sukses, yaitu memiliki karakter yang baik dan hidup di dalam kebenaran, yaitu dengan berkata, bertindak serta berpikir sesuai dengan firman. Untuk hidup dalam kebenaran, kita harus dapat mempertahankan serta memiliki komitmen untuk tinggal di dalamnya, yang berarti kita dapat menjadi pelaku firman. Seperti halnya saat Yusuf berada di rumah Potifar, ia mempertahankan kebenaran walaupun akhirnya harus difitnah, sampai akhirnya Tuhan memberkati hidupnya. Oleh karena itu, kita harus selalu hidup dengan benar. Ketika kita berada dalam kebenaran, pada akhirnya hidup kita di dalam kemenangan. Bahkan pada saat kita hidup dalam kebenaran, Tuhan akan mengangkat hidup kita menikmati janji-janji-Nya. (1 Kor 10:13).
Hidup yang benar adalah orang-orang yang hidup dan bertindak dengan benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan demikian, perjalanan hidupnya seperti cahaya fajar yang semakin lama semakin terang cahayanya, dan akan mendapatkan banyak berkat bagi dirinya dan bagi sesamanya. Hidup dalam Tuhan bukan berarti enak dan mulus, justru banyak mendapatkan tantangan dan hambatan. Namun, semuanya dapat dilalui karena jaminan penyertaan Tuhan sehingga cahaya kehidupan kita akan seperti cahaya tengah hari. Jagalah hatimu agar tetap kudus dan murni oleh Roh. Ketika kita berkata-kata yang kita ucapkan adalah kebenaran yang sejati. Buanglah mulut serong dari padamu berarti janganlah mulut dan hati kita seperti yang dikatakan Yesus dalam Yoh, 8:44: Iblislah yang menjadi bapamu karena kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. Arahkanlah pandanganmu ke depan maka jalanmu akan menjadi terang dan janji Tuhan akan menjadi milikmu selamanya.
Hidup dalam kebenaran itu tidak terjadi dalam satu malam, tapi melalui sebuah proses yang panjang dan ada harga yang harus dibayar. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah membuka hati dan mengarahkan telinga untuk terbuka kepada teguran dan koreksi. “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.” (Am.15:31). Kita harus akui bahwa hidup ini tidaklah sempurna, tapi kita sedang berjuang kepada kehidupan yang semakin disempurnakan. Oleh karena itu, izinkan Roh Kudus selalu membentuk dan memroses hidup kita Tanda seseorang telah mengenal kebenaran adalah ia akan berpikir 1000x jika hendak melakukan dosa atau pelanggaran, karena ia tahu bahwa setiap ketidaktaatan akan mendapatkan balasan yang setimpal, yaitu hukuman. Renungan: Apabila kita mengakui dan menaati kebenaran Tuhan, kita akan terbebas dari kebodohan dan kesombongan rohani. Kuncinya adalah rajin membaca dan mempelajari Alkitab. Bagaimanakah dengan kita, apakah kita sudah termasuk di dalamnya? Janganlah memilih hidupmu dalam gelap, tapi di dalam terang. Ujilah.
(Pdt. Maslon Ginting).