“Nikmati Masa Mudamu, tapi Ingatlah Akan Penciptamu”
Pengkhotbah 11: 9-12
Nasihat bagi pemuda-pemudi
11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”,
12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
12:4dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi–karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Setiap orang ada di dunia ini bukan terjadi karena kebetulan, tetapi dalam rancangan Tuhan, termasuk saat ini. Hanyalah di dalam Firman Tuhan kita akan mengerti dan dapat menemukan bahwa Allah merancang kehidupan kita untuk tujuan yang baik dan mulia.Oleh karena itu, sebagai pemuda Kristen kita memiliki masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita alami, kita jalani, untuk kemuliaan Tuhan. Namun, itu tidak datang sendiri, tetapi harus melalui perjuangan dan ketekunan dengan penuh pengharapan.
Masa muda, inilah satu periode transisi seorang manusia dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Inilah waktu di mana seseorang memiliki perkembangan yang pesat akan pemikiran abstrak, penemuan identitas diri secara psikologis, dan keinginan untuk dapat hidup mandiri. Masa muda adalah suatu masa di mana seseorang dipenuhi dengan kekuatan dan vitalitas, sekaligus menghadapi badai, konflik, dan stress. Inilah satu periode dalam hidup manusia ketika aspek kekuatan fisik menjadi begitu memuncak. Kitab Pengkhotbah ini dengan jelas menyatakan bahwa kekuatan inilah yang menjadi keunikan dari orang-orang muda. Tidak heran, jika hal ini akhirnya menjadi modal utama bagi pemuda/i untuk melakukan eksplorasi, mencoba hal-hal baru, dan berkomunikasi secara intens dengan orang-orang di sekitarnya (khususnya teman sebaya). Dari sanalah akhirnya pemuda/i dapat semakin mengenal diri (termasuk seluruh potensi, talenta, dan kelemahan dirinya) dan membangun konsep realitas lingkungan di sekitarnya.
Kitab Pengkhotbah sudah memberikan peringatan bahwa hidup pemuda/i akan menghadapi gejolak keinginan hati dan pandangan mata. Ditambah keinginan kuat untuk hidup berdikari, teriakan untuk menuntut kebebasan yang cenderung berujung pada keliaran kerap kali terlontar dari hati dan mulutnya. Walaupun demikian Pengkhotbah akan mengingatkan bahwa orang muda harus sadar bahwa segala hal yang dilakukannya, akhirnya harus ia pertanggungjawabkan di hadapan pengadilan Allah. Kekuatan dan dorongan kebebasan yang begitu bergejolak dalam diri orang muda harus dikontrol dengan kesadaran akan panasnya murka Allah dan kedahsyatan takhta penghakiman-Nya.
Berkaca dari uraian di atas, jika kita mengerti tentang rancangan, kehendak, dan janji Tuhan, jadilah generasi/angkatan orang Kristen yang taat.! Jika tidak, selama Anda menjadi Kristen namun tidak taat dan setia, selama itu juga, Tuhan menanti waktu yang tepat hingga Ia menemukan angkatan/generasi yang setia, dan taat kepada-Nya. Kiranya, melalui generasi kita saat ini, akan lebih mampu menjadi pelaku Firman-Nya, pekerjaan-Nya, pelayanan-Nya, demi tujuan Allah tergenapi atas dunia ini oleh dan melalui kehidupan kita. Tidak seorang pun mengetahui apa yang terjadi besok, sekalipun demikian, firman Tuhan mengatakan, “masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18).
Pdt. Maslon Ginting