Ringkasan Khotbah 19 Januari 2014

“Jadilah Terang ku Sekelewetndu”

(Yesaya 49:1-7)

Siapakah yang selalu disamakan dengan terang? Kalau konsep dunia terang itu adalah yang baik dan gelap itu adalah yang jahat.nkalau konsep Alkitab terang itu adalah Yesus Kristus dan orang-orang percaya adalah alat sebagai penyalur dari terang tersebut. Nats renungan kita berbicara mengenai tugas dan tanggung jawab seorang hamba Tuhan yaitu menjadai terang ke sekitarnya. Untuk itu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu :

  1. Hamba Tuhan, sebagaimana digambarkan dalam Kitab Deutero-Yesaya, adalah alat Tuhan menyampaikan pesannya. Untuk mengerti pesannya, hamba Tuhan itu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Tuhan dan dipersiapkan betul-betul oleh Tuhan. “Lihat itu hamba-Ku yang Kupegang … Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, … “ (Yes 42:1). Tuhan sendiri melindungi hamba-Nya. “ Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya” (Yes 49:2). Demikian juga kita di dalam hidup sebagai anak-anak Tuhan agar dapat menjadi alat-Nya. Sebagai pembawa terang kita harus memiliki hubungan yang baik dengan sumber terang tersebut yaitu melalui berdoa, membaca firman-Nya, mengikuti ibadah-ibadah yang diaturkan oleh gereja kita. Tahap ini adalah proses pembinaan dan memperlengkapi kita sebagai alat terang. Seperti bola lampu ada berbagai jenisnya,  ada berbagai tempatnya, ada yang mahal ada yang murah itu tidak masalah dan akan berguna jika terhubung dengan sumbernya. Tetapi jika tidak terhubung ke sumbernya walaupun bola lampunya kristal ia tidak akan bersinar. Ada yang siap membawa terang tetapi tidak terhubung dengan sumbernya tidak akan berguna. Ada yang terhubung tetapi tidak siap juga tidak berguna. Ya, serti bola lampu putus walaupun terhubung ia tidak bisa jadi alat terang. Demikian juga ada bola lampu tidak putus tetapi jika tidak terhubung ia juga tidak berguna. Jadai, kita harus siap dan terhubung selalu dengan sumber terang tersebut.
  2. Hamba Tuhan itu harus menderita. … dalam penderitaan hamba Tuhan itu ada segi baru yang sebelumnya belum pernah muncul dalam kesaksian Perjanjian Lama, yaitu bahwa hamba Tuhan harus menderita sebagai pengganti orang lain dan demi keselamatan orang lain. Ya, seperti yang dirasakan dan dialami oleh Yesus, Ia mengalami penderitaan dan siksaan bahkan sampai mati di kayu salib. Demikian juga sebagai pembawa terang kita mengalami penderitaan dan pengorbanan. Yang nyata seperti lilin yang mau melebur demi untuk terang disekitarnya. Bagaimana dengan kehidupan sekarang manusia sudah semakin egois dan mementingkan dirinya sendiri. Disinilah kita sebagai orang Kristen harus tampil sebagai pembawa terang terlebih di saat ini terjadi bencana di mana-mana, mari kita sebagai yang terdepan menolong sesama kita manusia. Sebas tugas hamba Tuhan bukan hanya bagi sukunya, bangsanya, tetapi bagi semua bangsa dan dunia ini.
  3. Terang tidak pernah kalah terhadap gelap walaupun terangnya hanya kecil. Hal ini bisa terjadi jika kita tetap memiliki hubungan dengan Tuhan. Ketika hubungan kita tidak baik dengan Tuhan kita akan kalah melawan gelap walaupun kekuatan kita luar biasa. Bola lampu ada wattnya atau daya terangnya ada yang kecil ada yang besar. Kekuatan ini berguna jika terhubung dengan sumbernya. Terang itu berguna bukan bagi dirinya tapi bagi sekitarnya. Demikianlah, kita juga berguna bagi sekitar kita. (LT)